Minggu, 22 November 2020

Kesempatan Seleksi PPPK di Tahun 2021 untuk seluruh Guru Honorer

 


         

         Berkaitan dengan adanya informasi seleksi PPPK di tahun 2021 yang akan dilakukan secara serentak. Hal ini yang juga merupakan angin segar bagi guru honorer di seluruh Indonesia. Maka, hari ini (Senin, 23 November 2020), Siaran Langsung dari Kemendikbud RI di kanal youtubenya  mengumumkan tentang Seleksi Guru PPPK di tahun 2021.

        Mas menteri, Nadiem Makarim memberikan alasan yang melatarbelakangi mengapa Seleksi PPPK 2021 dilakukan dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan tahun - tahun sebelumnya. Seleksi PPPK ini akan dilakukan secara masal.

        Menurut Nadiem Makarim, banyak guru honorer yang juga berkualitas, inovatif dan kreatif. Guru honorer ini dinilai sangat tulus dalam menjalankan tugas sebagai guru mendidik murid - muridnya. Selain itu, masih banyak fakta di lapangan bahwa penghasilan yang didapatkan oleh kebanyakan guru honorer ini di angka Rp. 100.000,00 - Rp. 300.000,00 per bulan. Padahal kompetensi yang dimiliki oleh Guru honorer ini dinilai sangat mumpuni sehingga pantas untuk diberi kesempatan yang sama untuk menjadi ASN.

        Maka dari itu, Kemdikbud RI memberikan jawaban dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua guru Honorer di seluruh Indonesia untuk bisa mengikuti Seleksi PPPK di tahun 2021. Kemdikbud RI menghimbau agar semua pemerintah daerah mengajukan formasi kebutuhan guru sebanyak – banyaknya dengan benar. Dari 1 juta kebutuhan guru secara nasional, formasi kebutuhan guru yang diajukan masih sekitar 200.000 saja.

Perbedaan seleksi PPPK di tahun 2021 antara lain adalah :

1. Setiap pendaftar diberikan kesempatan beberapa kali seleksi.

Guru honorer tidak hanya diberikan 1 x kesempatan dalam mengikuti proses seleksi PPPK di tahun 2021. Ttetapi guru honorer bahkan dapat mengulang ujian sebanyak 2x test, baik itu di tahun yang sama atau di tahun yang akan datang.

2. Tidak ada materi persiapan untuk mendaftar.

Materi persiapan untuk mendaftar ini memang ditiadakan agar terdapat kesempatan yang sama bagi semua Guru honorer untuk mengikuti Seleksi PPPK 2021. Guru honorer dapat mempelajari materi - materi melalui pelatihan online untuk persiapan ujian seleksi. 

Ujian seleksi ini menjadi acuan bahwa akan ada standar untuk memastikan kualitas pendidikan.

3. Pemerintah pusat memastikan tersedianya kesediaan anggaran

4. Biaya penyelenggaraan ditanggung oleh Kemdikbud RI.

Guru honorer diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi PPPK di tahun 2021. Kemendikbud RI benar benar memberikan kesempatan untuk seluruh honorer untuk membuktikan kemampuannya untuk menjadi ASN.Kebijakan ini juga merupakan kebijakan yang mendukung Merdeka Belajar.

Berita hari ini sangat menggembirakan bagi semua guru honorer di Indonesia. Semoga semua guru honorer yang telah diberikan kesempatan yang sama dalam mengikuti proses seleksi PPPK di tahun 2021 ini bisa lolos seleksi dan kesejahteraan meningkat sebagaimana yang diharapkan oleh Kemendikbud RI.

Sabtu, 21 November 2020

Generasi Harapan Masa Depan

Judul : Generasi Harapan Masa Depan

Oleh : Ardhiana Yoghi Savitrie


Apa kau tahu? 

Kau adalah jawaban bagi kemajuan jaman

Kau yang selalu disebut dalam setiap untaian doa generasi terdahulu


Secercah harapan dan impian kini mengiringi langkahmu

Hadirmu bagai sinar mentari pagi yang menghangatkan semesta alam


Semangatmu menderu bagai ombak di Samudera yang selalu menggelegak dan penuh semangat juang


Wahai anak jaman... 

Selalu sigap dan waspadalah akan peliknya dunia

Berpeganglah teguh pada Al Qur'an dan Hadist mu

Tanamkanlah keimanan dalam sanubarimu

Iringi langkah dengan fikir dan dzikirmu


Terjagalah akan segala rayuan

Jangan sampai kau menjadi generasi rapuh 

Generasi yang tumbuh tanpa harapan

Terbuai akan keindahan 

Terlenakan oleh waktu

Terpesonakan akan kemudahan

Terlupakan tentang perjuangan 


Wahai anak bangsa, 

Generasi emas Indonesia

Songsong masa depan

Gelorakan semangatmu

Berjuanglah

Raih dan wujudkan cita citamu


Tempa dirimu menjadi pribadi yang tangguh

Pribadi yang siap menghadapi tantangan jaman

Pribadi tanpa berkeluh kesah

Tumbuhlah tanpa menjatuhkan

Melesatlah bagai anak panah yang menuju masa depan yang gemilang

Kamis, 19 November 2020

Tempa Kualitas Diri

Mencoba tuk perbaiki lagi

Kualitas diri

Semua demi engkau wahai anak negeri

Semangat juang 

Semangat berdikari

Semangat menuntut ilmu yang manfaat

wahai anak anakku

Melesatlah bagai anak panah yang menuju masa depan

Gemilanglah bagai permata yang telah diasah

Kokohlah laiknya seperti batu yang tak gentar tertiup hembusan angin

Kuatkanlah keimanan mereka Ya Ilahi Robbi, menghadapi masa depan di jaman mereka kelak

Sebuah masa yang akan mereka jalani dengan penuh tanggungjawab

Sebuah masa yang mereka taklukkan dengan keilmuan

Sebuah masa yang siap mereka hadapi dengan senyuman... 


Gresik, 18 November 2020

Rabu, 11 November 2020

Bil dan Bul, Hidup itu Anugerah




Di suatu hari yang cerah. Matahari pun bersinar begitu ceria. Banyak teman datang pagi hari ini, tujuan mereka sama yaitu mengais rejeki butiran makanan sisa yang ada di tanah. Beberapa dari mereka menatap iri ke arahku. Ya, aku, Bil si Burung yang hidup di dalam sangkar yang indah ini. Tetapi aku merasa sangat bosan berada disini. Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya bisa hidup di alam bebas seperti mereka?

Aku melihat ada satu tatapan yang cukup lama ke arahku. Tatapan itu menyimpan begitu banyak pertanyaan. Tatapan itu milik Bul, teman yang sering sekali datang ke tempat ini bersama rombongannya. Betapa nyamannya berada di tempat itu. Pasti itu yang ada di benaknya. 

"Apa kabarmu hari ini? " Sapa Bul, yang memiliki bulu yang cukup indah itu. Dia ini selalu menanyakan hal yang sama kepadamu. 

"Seperti yang kau lihat, aku masih seperti yang dulu. Berada di sini. Dengan ditemani cawan penuh makanan lezat. " Jawabku sekenanya. Karena sejatinya, dari hari ke hari aku tak bisa kemana mana. 

"Betapa beruntung dirimu. Bisa makan tanpa harus bersusah payah seperti kami ini." Sambungnya lagi. Masih belum puas rupanya dia memikirkan betapa bahagianya aku berada di tempat ini. 

"Ya... Mungkin ini sudah nasibku. Berada di sini menikmati segala pelayanan yang luar biasa." Jawabanku kali ini nampaknya akan membuatnya semakin ingin tahu bagaimana rasanya berada di tempat ini. 

"Kalau ada kesempatan, akankah kau mau mencoba menggantikanku di sini?" Tanyaku kepadanya. Dia pun tampak berbinar matanya. 

"Apakah kau serius? Aku akan senang sekali dengan penawaranmu kali ini. Kapan kiranya waktu itu akan datang? Aku akan bersiap." Balasnya dengan penuh semangat. 

Aku memikirkan waktu yang tepat. Aha!! Aku menemukan ide. Pasti ide ini akan berhasil. Sungguh cemerlang diriku ini. Ucapku dalam hati. 

"Bagaimana kalau besok pagi subuh, datanglah kemari, jangan lupa untuk tampil dengan penuh memukau. Pakailah aksesoris terbaikmu. Tampilkan kehebatanmu. Pasti kau akan dengan mudah menggantikanku. 

Dia pun mengangguk dan bergegas meninggalkanku. Nampaknya dia akan bersiap, aku akan memikirkan langkah selanjutnya. 

Keesokan harinya, cuaca masih terlalu dingin. Aku pun dibangunkan olehnya. Dia sudah berada tepat di bawah sana. 

Tak lama kemudian, Surya pemilikku membuka pintu rumah dan menuju ke arahku. Aku pun menjatuhkan cincin yang melingkar di kakiku tepat saat Surya datang menghampiriku. 

" Wah... Milik siapa ini? Coba aku cek dulu." Ucap Surya sambil mengamati satu per satu dari kami, burung peliharaannya. Ideku cemerlang sekali. Buktinya, Surya segera menurunkan sangkarku, membuka dan mencoba memasang kembali cincin itu di kakiku. Secara perlahan aku mengepakkan sayap. Semakin cepat dan semakin cepat aku mengepakkan sayap agar aku bisa terbang jauh dari situ. Aku memberikan kode pada Bul untuk mendekat ke arah halaman rumah Surya. Dan dia pun menuruti apa kataku. 

"Yes!! Rencana kami berhasil" Pekikku dalam hati. Surya nampak mengamatinya dari jauh. Tak lama kemudian, aku pun segera bergegas meninggalkan tempat yang sudah lama ku huni ini. 

"Lho, bagaimana ini kok bisa sampai lepas?" Teriak Surya menyesal dari kejauhan. Aku berusaha mengepakkan sayapku lebih cepat lagi meninggalkan tempatku yang istimewa. Aku ingin menikmati keindahan dunia. 

Setelah beberapa hari berlalu, aku pun terbang lagi ke arah rumah yang sudah bertahun tahun ku tempati. Kulihat ke arah sangkar yang selama ini ku tempati, kulihat dia sudah bertengger dengan nyamannya di atas sana. 

"Hai apa kabarmu?" Tanyaku kepadanya yang sedang menikmati hidup di dalam sangkar. 

"Hai kawan, lama tak jumpa. Seperti yang kau lihat. Aku baik baik saja. Aku bahagia di sini. Terimakasih ya atas bantuanmu. Hari itu, setelah kau terbang jauh. Pemilikmu duduk termenung di teras ini, aku pun mendatanginya sama persis seperti yang kau katakan. Akhirnya dia pun mengambilku dan meletakkanku di dalam sangkar ini. Kini aku sudah hidup enak. Bagaimana denganmu kawan? Tidakkah kau lelah terbang kesana dan kemari?" Jawabnya panjang lebar. 

"Syukurlah kalau kau bahagia. Aku bahagia dengan keputusanku." Jawabku lemah. 

Aku pun berbalik arah dan pergi meninggalkan rumah itu. Rumah yang sudah memberikan tempat yang nyaman untukku. Sekarang aku harus pergi ke tempat lain yang bisa memberikanku kenyamanan. 

******

Akhirnya dia pergi juga, aku tak tahu apa yang harus aku katakan kepadanya. Akankah aku mengatakan yang sesungguhnya bahwa aku tidak suka berada di dalam sangkar ini. 

Aah... 

Rupanya nikmat seseorang itu ada di mata orang lain. 


Baca juga yaa cerita cerita lainnya. Terimakasih sudah berkenan membaca

KOLABORASI DONGENG


1. DEA FELINA

= https://dee-arnetta.blogspot.com/2020/12/petualangan-di-hutan-ajaib.html?m=1


= https://dee-arnetta.blogspot.com/2020/12/petualangan-di-hutan-ajaib-end.html?m=1



02. ANASTASIA

= https://anastasialovich.blogspot.com/2020/12/misteri-patung-menangis-di-kerajaan.html?m=1


03. DELIA

= https://deliaswitlof.blogspot.com/2020/12/putri-mirela.html?m=1


04. ARDHIANA

= https://ceritaceriadinara.blogspot.com/2020/11/bil-dan-bul-hidup-itu-anugerah.html?m=1


05. Idah Ernawati 

= https://terpakukilaukata.blogspot.com/2020/12/omong-omong-di-belakang.html?m=1


06. Ira barus

=

https://menjile.blogspot.com/2020/12/meji-si-jago-tak-berekor.html


07. Mariana https://cemplungable.blogspot.com/2020/12/si-cantik-yang-sombong-dan-serakah.html


Senin, 09 November 2020

Cerita Daring 2020

 







Siapa sangka, siapa yang akan mengira. 

18 Maret 2020, ada sebuah keputusan yang ditetapkan yaitu sekolah akan sementara berjalan dalam sistem pembelajaran daring. Pandemi COVID-19 membuat segalanya dipaksa berubah. 

Anak-anak pun menggunakan gadget sebagai media belajar, tak terkecuali Ravy, Rara dan Rere. Sebenarnya peraturan di rumah tentang penggunaan gadget sudah cukup jelas. Hanya bisa dipakai saat weekend dengan jam jam tertentu. 

Selama proses Belajar Dari Rumah, segala aturan tentang gadget dibuat lebih fleksibel. Boleh digunakan pada jam jam belajar. Ya karena memang alat yang dipakai belajar saat ini gadget. Kami pun memutuskan untuk memasang WiFi demi kelancaran proses Belajar Dari Rumah. 

Permasalahan baru muncul saat tahun ajaran baru bulan Juli 2020 yang lalu. Rere yang duduk di bangku kelas 1, merasa bahwa belajar di SD itu seharusnya ya seperti kakaknya, mbak Rara, berangkat pukul 06.00 dan berseragam. Perlu beberapa waktu membiasakan Rere yang anak kelas 1 baru dalam menerima kenyataan bahwa sekarang ini proses belajar dari rumah. 

Solusi yang tepat menurut pendapat kami salah satunya adalah tetap membiasakan mereka pada jadwal jam jam sekolah offline. Jadi jadwal bangun pagi, jadwal belajar dan jadwal lainnya tetap, hanya saja semua kegiatan dilakukan dari rumah. 

Alhamdulillah, bersyukur sekali, dianugerahi oleh Allah SWT, anak anak. Yang hebat luar biasa. Anak anak yang memahami bahwa aturan aturan yang telah ditetapkan bersama ini sebisa mungkin ditaati. 

Menurut pendapat kami, proses Belajar Dari Rumah merupakan hal yang positif. Sebagai orangtua, kami masih harus banyak belajar bagaimana memberikan Quality Time dan juga Quantity Time kepada anak anak. 

Yang seringkali terjadi adalah Ravy, Rara dan Rere dipaksa untuk mandiri dalam menjalankan kegiatan daringnya. Bersyukur sekali ada Mas Ravy yang sudah bisa membantu handle adik adiknya. 

Kemajuan yang didapat selama hampir 8 bulan belajar dari rumah adalah :

1. Mas Ravy sudah bisa menanak nasi dan juga kegiatan life skills dasar untuk di rumah 😁. Sekarang sudah mulai belajar fotografi, belajar bahasa Jepang secara otodidak. 

2. Jadwal piket di rumah bisa terlaksana. 

3. Mbak Rara sudah bisa menata kamar tidur, tempat belajar dan juga ruang tamu, ngajinya semakin pintar dan hafalannya alhamdulillah. 

4. Adik Rere sudah bisa merapikan mainan yang berserakan dan juga sudah semakin tanggung jawab. Mengaji semakin pintar dari hari ke hari. 

5. Kegiatan lainnya pun alhamdulillah bisa terlaksana

Ada 1 hal yang belum terlaksana :

Mendampingi kegiatan daring anak anak tepat waktu, maafkan atas kekurangan saya ya bapak dan ibu guru. Karena jadwal untuk daring baru bisa jam 18.00.

Memang akan terasa sulit di awal masa belajar dari rumah, saat ini sudah mulai terbiasa dan anak anak pun sudah mulai nyaman dengan proses pembelajaran seperti ini. Kami pun bisa menambah materi materi lain di luar materi sekolah. Masa bermain dengan keluarga sangat intens dan juga kerjasama di dalam keluarga pun bisa terjalin dengan erat. 

Semoga pandemi bisa segera berakhir, dan bisa masuk seperti sediakala, bertemu dengan teman teman satu kelas. Dan satu hal yang pasti : Anak anak akan beradaptasi kembali dengan sekolah offline, karena mereka sudah terbiasa dengan sistem pembelajaran secara online. Ataukah sekolah akan dijalankan dengan dua model pembelajaran? Online dan Offline? 

Semoga senantiasa diberikan kesehatan dan juga waktu bagi semua orangtua di Indonesia untuk mendampingi anak anak dalam proses bertumbuh menjadi pribadi yang kuat dan berkarakter. Aamiin

Terukir dan teriring doa untuk anak anakku. 

Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan dan juga kelancaran dalam belajar baik kini dan nanti. Aamiin Ya Robbal Alamin. 

Cinta Yang Tak Bertepi

 Senja pun datang menjelang Kala kau masih ada di angan Tak terpikirkan olehku Bibirku kelu bahkan tak mampu mengucap namamu Betapa hari dem...