Jumat, 07 Oktober 2022

Sepucuk Surat dari Negeri Sakura : Seikosai (聖光祭) - Festival Pertamaku di Sekolah

 Festival Pertamaku di Sekolah

Seikosai (聖光祭)

こんにちは!


Achmad Ravy Surya Gumilang

SMK PGRI 1 Gresik - Indonesia

Student Exchange from Asia Kakehashi Project Batch 5 2022/2023



Kali ini saya akan menceritakan pengalaman tentang kegiatan Bunkasai (Festival Sekolah) tahun 2022 di Shizuoka Seiko Gakuin. Nama kegiatan ini Seikosai yaitu Seiko Festival yang diadakan oleh Shizuoka Seiko Gakuin.

Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang diikuti oleh seluruh warga sekolah dan didatangi oleh masyarakat sekitar, seiko festival terakhir kali diadakan pada 3 tahun yang lalu, dan sempat terhenti karena wabah corona yang melanda seluruh dunia, sekarang seiko festival sudah bisa dilaksanakan kembali. Persiapan kegiatan Bunkasai ini begitu terkonsep dan terencana. Pada saat pelaksanaan Seikosai semua kegiatan extrakulikuler di sekolah di liburkan. 

Kegiatan tahunan yang diadakan oleh warga Shizuoka Seiko Gakuin ini begitu ditunggu oleh semua warga sekolah dan masyarakat di sekitar Shizuoka. Semua warga sekolah terlibat dalam pelaksanaan Seikosai ini. Siswa - siswa pun menyambut dengan antusias, mereka menjalankan tugas yang telah direncanakan dengan sebaik-baiknya. 

Tahun ini pelaksanaan kegiatan Bunkasai (Festival Sekolah) dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, 1 dan 2 Oktober 2022. Kegiatan Seikosai ini dimulai pada pukul 09.00 waktu Jepang dan selesai pada pukul 14.15. Dua hari sebelum pelaksanaan Bunkasai, kami melakukan beberapa persiapan yang telah direncanakan antara lain mendirikan tenda - tenda untuk stand berjualan matcha di halaman sekolah. setelah mendirikan tenda, kami mencetak tiket penjualan matcha. Dan saya sebagai pelajar Exchange dari indonesia pada acara Bunkasai ini saya telah  mempersiapkan diri untuk latihan tari Remo khas Budaya Indonesia untuk tampil mengisi di acara Bunkasai nanti.



Hari yang dinanti pun datang, Hari pertama Seikosai saya mendapatkan kehormatan dengan diberi kesempatan menampilkan Tari Remo lengkap dengan kostum Tari Remo. Banyak penonton yang bertepuk tangan dan mengagumi Tari Remo. Mereka juga banyak bertanya kepada saya tentang budaya Indonesia. Saya sangat bangga karena memang Indonesia sangat kaya akan budaya dan tradisi yang patut dilestarikan. Kalau bangsa lain saja tertarik kebudayaan kita, apalagi kita sebagai generasi muda Indonesia harus menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Keahlian menampilkan Tari Remo ini saya dapatkan di Komunitas Wikus, tempat saya mempelajari Tari Remo. Komunitas Wikus merupakan tempat mengembangkan bakat seni anak dan remaja di Kota Gresik. Komunitas Wikus dikomandani oleh Kak Nikmah dan Kak Erina. 

Setelah itu kegiatan selanjutnya diisi dengan menjaga stand Toko Matcha/Teh Hijau (抹茶) di Taman Sekolah (日本庭園 nihonteien). Saya diajarkan untuk membuat Matcha oleh amano sensei, guru kelas Art. Stand Toko matcha ini kolaborasi antara kelas art dan kelas Shodo (書道). Cawan yang digunakan untuk matcha dibuat oleh murid - murid sendiri. selain itu, murid - murid juga melakukan proses mengaduk sendiri matcha yang dijual. Secara tidak langsung, siswa – siswa di Jepang diajarkan berwirausaha sejak dini. Hal ini mengajarkan tidak hanya bagaimana meningkatkan kepercayaan diri tetapi juga tentang nilai kemandirian, kerjasama, kreatifitas dan juga inovasi.



Di Jepang, anak anak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat dan minat masing-masing. Pada saat kegiatan Seikosai inilah waktu untuk menunjukkan bakat dan minat siswa kepada orangtua dan pengunjung Seikosai. Di hari pertama ini, matcha terjual sangat banyak. Ada kurang lebih 130 pembeli matcha yang datang dan antusias membeli matcha. Bahkan stok matcha untuk hari kedua kami pun tinggal separuh. Kami sangat senang karena penjualan matcha berjalan lancar dan sukses. Hasil penjualan matcha ini diserahkan ke pihak sekolah.

Hari kedua Seikosai diisi dengan belajar tentang Teh bersama guru Teh (ocha no sensei). Beliau adalah seorang guru Teh (ocha no sensei) yang berusia sudah 85 tahun tapi kondisi fisiknya masih segar bugar. Penjualan matcha di hari kedua pun sangatlah banyak sehingga matcha habis terjual sesuai harapan kita bersama.

Di setiap bukatsu (部活 )/Ekstrakulikuler, seperti halnya kelas Kendo yang saya ikuti, membuat even simulasi Kendo, yang dipersiapkan oleh siswa siswa kelas 3 SMP, dengan adanya simulasi ini bertujuan untuk mengenalkan lebih dekat olah raga Kendo kepada masyarakat.

Kegiatan Seikosai ini merupakan pengalaman yang sangat berharga karena saya bisa mengenal lebih dekat bagaimana sekolah di Jepang memberikan pengalaman nyata bagi siswa – siswa di sekolah berpartisipasi pada sebuah even.

Media Pembelajaran Pizza dari Pemanfaatan Barang Bekas

SITI KHOIRIYAH, S.Pd

TK DHARMA WANITA PERSATUAN INDRO



Dalam memberikan pembelajaran yang memuat numerasi, salah satu cara yang terbaik adalah menggunakan media pembelajaran angka. Maka dari itu, media pembelajaran yang digunakan pun harus memiliki makna, mudah dipahami anak usia dini dan juga disampaikan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dalam menyampaikan maksud dari media pembelajaran ini.

Salah satu media pembelajaran angka yang mudah digunakan adalah media pembelajaran pizza. Media ini selain bahannya mudah dicari, mudah dibuat juga mudah digunakan.

Media pembelajaran pizza ini menjadi salah satu media pembelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar angka (numerasi) dengan lebih cepat dan mudah



Konsep bilangan yang dikenalkan dalam media pembelajaran pizza ini adalah konsep bilangan melalui tahapan mencacah dari angka 1 - 10. Jadi setiap anak menyebutkan urutan angka secara lisan dari 1 sampai 10.



Anak diajak berhitung jumlah pizza yang ada di media pembelajaran pizza ini. Mereka menempelkan angka pada gambar pizza yang dimaksud.

Melalui media pembelajaran pizza ini diharapkan anak akan mendapatkan pengalaman belajar angka yang efektif dan menyenangkan. Maka dari itu, media pembelajaran pizza ini sangat cocok digunakan untuk pendidikan anak usia dini.

Cinta Yang Tak Bertepi

 Senja pun datang menjelang Kala kau masih ada di angan Tak terpikirkan olehku Bibirku kelu bahkan tak mampu mengucap namamu Betapa hari dem...